Anda Tidak Dapat Memiliki Kedamaian sampai Anda Belajar untuk Melepaskan
19 Desember 2020
Bacaan Hari ini: Yakobus 3: 17-18 “Tetapi hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik. Dan buah yang terdiri dari kebenaran ditaburkan dalam damai untuk mereka yang mengadakan damai.”
Dengan begitu banyaknya orang yang harus tinggal di rumah selama masa pandemi, Anda mungkin meyadari bahwa Anda jadi sedikit lebih sensitif dari biasanya. Mungkin Anda jadi lebih mudah menunjuk apa yang salah di dunia ini atau di rumah Anda. Mungkin Anda jadi lebih mudah menghakimi setiap kesalahan dan kesilapan dan merasa berkewajiban untuk mengingatkan orang lain apa yang salah. Mungkin Anda jadi mudah mengungkit-ungkit kesalahan di masa lalu.
Ini merupakan musim yang penuh tekanan, dan bisa dimengerti apabila di waktu-waktu tertentu Anda merasa seperti itu.
Tetapi jika Anda ingin menanam benih kedamaian dalam hubungan Anda, janganlah menekankan kesalahan orang lain. Sebaliknya, lepaskanlah harga diri dan ego Anda dan pilihlah untuk menempatkan kebutuhan orang lain di atas kebutuhan Anda. Itu tidak mudah, bahkan ketika Anda sedang tidak sedang stres sekalipun! Namun itulah tanda kedewasaan rohani, yaitu ketika Anda dapat melepaskan sesuatu demi hubungan yang sehat dengan orang lain.
“Tetapi hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik” (Yakobus 3:17).
Belas kasih, kata Alkitab, adalah tanda hikmat. Belas kasih adalah memberi apa yang orang lain butuhkan, bukan apa yang pantas mereka dapatkan. Ketika seseorang tersandung, Anda tidak menghakimi mereka. Anda mendorong mereka. Belas kasih itu pemaaf dan murah hati.
Amsal 17: 9 mengatakan, “Siapa menutupi pelanggaran, mengejar kasih, tetapi siapa membangkit-bangki perkara, menceraikan sahabat yang karib.”
Clara Barton, pendiri Palang Merah Amerika, pernah diingatkan oleh seorang temannya tentang sesuatu yang sangat kejam yang telah dilakukan seseorang terhadapnya bertahun-tahun lalu. Barton bertingkah seolah dia tidak mengingatnya, dan temannya itu bertanya, "Apa kamu tidak ingat?" Jawaban Barton adalah, "Tidak, tapi saya ingat dengan jelas telah melupakannya."
Apa yang Anda pilih untuk lupakan atas dasar kasih dan hikmat? Menekankan kesalahan orang lain tidak ada gunanya, sebaliknya belas kasih menolong dan mengasihi.
“Lidah lembut adalah pohon kehidupan, tetapi lidah curang melukai hati” (Amsal 15: 4).
Kata-kata yang Anda ucapkan membuat suatu perbedaan. Belajarlah untuk melepaskan hal-hal di masa lalu yang menyebabkan gesekan dalam hubungan Anda saat ini. Bicaralah tentang kehidupan kepada orang yang Anda kasihi.
Renungkan hal ini: - Apa yang Anda harus berhenti Anda ungkit dalam hubungan Anda dengan seseorang sehingga Anda berdua dapat memiliki kedamaian? - Ketika Anda memilih untuk melepaskan sesuatu, apakah menurut Anda memberi tahu orang lain bahwa Anda memaafkan mereka adalah keharusan? Mengapa atau mengapa tidak? - Pernahkah Anda hancur oleh kata-kata kejam seseorang? Apa yang akan Anda lakukan hari ini untuk memastikan Anda tidak membuat orang lain merasakan hal yang sama lewat kata-kata yang Anda?
| | Bacaan Alkitab Setahun : Zakaria 4; Wahyu 9 | |
Belas kasih itu memperlakukan orang seperti Tuhan memperlakukan Anda. (Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
|